TikTok, platform video pendek yang sangat populer, bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan penutupan di Amerika Serikat paling cepat hari Minggu ini, The Information melaporkan pada hari Rabu dengan mengutip sumber-sumber yang mengetahui hal tersebut.
Perkembangan ini terjadi setelah pengawasan yang semakin ketat dan tekanan yang meningkat dari anggota parlemen dan regulator AS atas kekhawatiran tentang keamanan data dan hubungannya dengan pemerintah China.
Langkah ini akan menutup TikTok untuk semua pengguna AS kecuali jika Mahkamah Agung turun tangan untuk memblokir larangan tersebut, menurut laporan The Information.
Berdasarkan rencana tersebut, orang-orang yang mencoba membuka aplikasi TikTok akan melihat pesan pop-up yang mengarahkan mereka ke sebuah situs web dengan informasi tentang larangan tersebut, kata laporan itu.
Jika diimplementasikan, hal ini akan bertentangan dengan mandat hukum yang hanya membatasi unduhan baru TikTok dari toko Apple (NASDAQ:AAPL) dan Alphabet (NASDAQ:GOOGL) Inc (NASDAQ:GOOG) toko aplikasi Google, yang memungkinkan pengguna yang sudah ada untuk terus mengakses aplikasi tersebut untuk jangka waktu yang terbatas, menurut laporan tersebut.
Platform yang dimiliki oleh raksasa teknologi Cina, ByteDance, telah menghadapi berbagai tantangan dalam menavigasi lanskap geopolitik yang rumit. Diskusi tentang potensi pelarangan nasional telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir, terutama setelah pembatasan yang dipimpin oleh negara terhadap aplikasi tersebut telah diterapkan di yurisdiksi tertentu, kata laporan itu.
Para analis berpendapat bahwa larangan semacam itu dapat memiliki implikasi ekonomi yang luas, karena peran integral TikTok dalam strategi pemasaran dan ekonomi kreator.
Mengingat semakin populernya format video pendek, larangan tersebut juga dapat bermanfaat bagi platform Meta Platforms Inc (NASDAQ:META) seperti Facebook dan Instagram, serta platform YouTube milik Google.
0 Komentar