LIVE CHAT

https://tawk.to/chat/67b5bdddd0e263191249675d/1ikeura9t

Antara Ritel vs Institusional, Siapa yang Bakal Dongkrak Harga BTC?

Cryptoharian – Bitcoin (BTC) mengalami arus keluar besar dari ETF di Amerika Serikat dengan total mencapai US$ 651 juta sejak 10 Februari. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan trader mengenai kemampuan Bitcoin untuk bertahan di level support US$ 95.000. Jika tren ini terus berlanjut, pasar ETF Bitcoin beresiko menyusut sekitar US$ 1,65 miliar dalam seminggu ke depan.

Namun, meskipun menghadapi tekanan jual, Bitcoin tetap menunjukkan ketahanan dengan melonjak di atas US$ 98.000 pada 14 Februari. Melansir dari cointelegraph.com, ini menunjukkan bahwa momentum bullish tidak sepenuhnya bergantung pada investor institusional.

Meski begitu, masih ada ketidakpastian apakah lonjakan ini diseabkan oleh strategi lindung nilai (hedging), di mana beberapa investor mungkin telah membeli kontrak berjangka Bitcoin untuk mengimbangi penjualan ETF mereka.

Perusahaan dan Investor Ritel Mulai Bergerak

Untuk mengatasi arus keluar tersebut, beberapa perusahaan telah meningkatkan kepemilikan Bitcoin mereka. Strategy (sebelumnya MicroStrategy), Metaplanet dan KULR Technology semuanya menambah cadangan Bitcoin mereka.

Selain itu, minat dari institusi keuangan tradisional juga mulai tumbuh, seperti yang ditunjukkan oleh keputusan Intesa Sanpaolo dari Italia untuk menambahkan Bitcoin ke dalam portofolionya.

Sementara itu, investor ritel juga menunjukkan aktivitas yang meningkat. Dompet yang menyimpan antara 0,1 hingga 1 BTC, yang biasanya dimiliki oleh pedagang ritel, telah menambahkan lebih dari US$ 80 juta dalam Bitcoin antara 3 Februari hingga 13 Februari, membalikkan tren penurunan selama dua minggu sebelumnya.

Namun, wallet yang lebih kecil (kurang dari 0,1 BTC) masih menjadi penjual bersih sejak 31 Januari, mengacu dari data di Glassnode. Selain itu, pencarian Google untuk kata kunci ‘Bitcoin’ telah mengalami penurunan yang signifikan dalam tiga bulan terakhir.

Potensi Kenaikan dan Sentimen Pasar

Walaupun investor ritel belum menunjukkan optimisme besar, Bitcoin masih memiliki peluang untuk menembus angka US$ 105.000. Para analis berpendapat bahwa lonjakan ini bisa didorong oleh trader kecil, yang berlawanan dengan anggapan bahwa pergerakan pasar selalu didominasi oleh investor institusional.

Secara historis, minat pencarian Google terhadap Bitcoin memuncak pada pertengahan November 2024, bersamaan dengan lonjakan harga 38 persen. Namun, Bitcoin terus naik ke rekor tertinggi US$ 109.340 pada Januari, meskipun minat pencarian dari ritel tetap rendah.

Kondisi ekonomi global juga dapat berperan dalam pergerakan harga Bitcoin ke depan. Sentimen investor tetap optimis, didorong oleh kinerja keuangan perusahaan besar yang kuat. Indeks S&P 500 misalnya, masih berada di dekat level tertingginya sepanjang masa, didukung oleh pertumbuhan laba dari perusahaan seperti Exxon (+10 peren YoY), JPMorgan (+12 persen YoY) dan UnitedHealth (+15 persen YoY).

Namun, di sisi lain, kekhawatiran mengenai ekonomi masih ada. Penjualan ritel di Amerika turun 0,9 persen pada Januari, penurunan terbesar dalam lebih dari satu tahun. Menurut ekonom Jefferies, Thomas Simmons, jika tren ini berlanjut, pertumbuhan PDB Amerika kuartal pertama beresiko negatif.

Jika kondisi ekonomi terus melemah, Bitcoin bisa semakin menarik sebagai alternatif aset lindung nilai terhadap ketidakpastian pasar keuangan tradisional.

Posting Komentar

0 Komentar