Emas menjadi pendorong utama kinerja positif PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) pada kuartal I 2025. Namun, harganya yang mulai fluktuatif membuka risiko penurunan permintaan yang otomatis berdampak ke kinerja BRMS sepanjang tahun ini.
Sejak awal tahun, harga emas spot global sudah meningkat hingga 28%, berkali-kali menyentuh level tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH). Puncak ATH emas spot berada di level US$ 3.400-an per ons troi, ketika ketidakpastian dagang mencapai titik didihnya pada April lalu.
Menurut Analis Ajaib Sekuritas Asia Rizal Rafly, kenaikan harga emas spot ini otomatis mendorong kinerja BRMS.
Memang, pada kuartal I 2025, BRMS membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 211,5% secara tahunan (yoy) ke level US$ 63,31 juta dan laba bersih yang juga meningkat 304% secara tahunan menjadi US$ 14,5 juta.
“Pertumbuhan signifikan ini terutama didukung oleh peningkatan produksi emas dari anak perusahaan berbasis di Palu, PT Citra Palu Minerals (CPM), serta harga emas yang menguntungkan,” sebut Rizal dalam riset 15 Mei 2025.
Namun begitu, yang perlu menjadi perhatian adalah kelanjutan tren harga emas. Belakangan, setelah Amerika Serikat (AS) dan China sepakat menunda penetapan tarif dagang, pasar mulai kembali ke aset-aset berisiko karena kekhawatiran juga mulai berkurang.
Buntutnya, harga emas terkoreksi. Rizal mencermati risiko tersebut. Katanya, risiko melemahnya permintaan dari segmen perhiasan serta melambatnya pembelian oleh bank sentral menjadi tantangan bagi kinerja BRMS ke depannya.
Kendati begitu, ia optimistis outlook global masih bullish terhadap harga emas. “Kebijakan tarif AS yang tidak konsisten, negosiasi dagang yang berkepanjangan, dan ketidakpastian fiskal diperkirakan akan menjaga aliran ke aset safe haven tetap kuat,” pungkas Rizal.
Investment Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Iqbal Suyudi juga menyampaikan optimisme serupa.
“Pendinginan ini berpotensi hanya berlangsung dalam jangka pendek,” katanya kepada Kontan, Kamis (22/5).
Apalagi, mengingat kesepakatan penundaan AS-China hanya berlaku 90 hari.
Kendati begitu, Iqbal bilang sentimen perang dagang, kondisi ekonomi AS, serta tensi geopolitik Timur Tengah, yang secara umum memengaruhi harga emas, tetap perlu dicermati untuk memantau kinerja BRMS hingga akhir tahun nanti.
Iqbal sendiri masih merekomendasikan buy untuk saham BRMS, dengan target harga Rp 450 per saham hingga akhir tahun nanti. Rizal pun demikian, ia merekomendasikan buy dengan target harga akhir tahun Rp 440 per saham BRMS.
0 Komentar